Langsung ke konten utama

Seminar Industrialisasi ala Budaya Indonesia

SEMINAR NASIONAL

INDUSTRIALISASI ALA BUDAYA INDONESIA

Selasa, 08 Mei 2018


LATAR  BELAKANG


Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan karakternya multi kultural, multi religion, serta multietnik. Indonesia merupakan Negara Bangsa (nation state) yang terlahir dari pertalian nasib bersama para leluhur yang dengan gagah berani memerdekakan nasib dari jeratan kolonialisme-imperialisme. Lewat persamaan nasib tersebutlah kemudian perbedaan-perbedaan yang seakan menjadi sekat persatuan dan kesatuan antar suku dan daerah dapat diatasi. Kemudian api semangat tersebut dikristalisasi kedalam tubuh Falsafah Dasar Bangsa Indonesia, Pancasila. Dengan tujuan dan harapan demi menjadikan bangsa Indonesia tetap satu dalam perbedaan, dalam rangka menanamkan semangat bhineka tunggal ika. Lewat Pancasila, masyarakat Indonesia terikat dengan nilai-nilai dasar yang teologis, humanis, demokratis serta bercita-citakan keadilan sosial. Tentunya dengan mengesampingkan ego-ego daerahisme dan sukuisme sehingga terciptalah semangat kosmopolitanisme di atas bumi Indonesia.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan meluasnya modernisasi industrialisasi seakan-akan menjadi suatu keharusan yang harus di tanamkan bagi negara-negara agar tidak tergerus di atas panggung persaingan tanpa meninggalkan etika kepedulian bersama dalam pergaulan masyarakat internasional (global village). Akan tetapi perubahan yang dibawa oleh globalisasi memiliki dua wajah yang fundamental, disamping pengaruh positif juga membawa pengaruh negatif di dalam dirinya. Begitu pula industrialisasi sebagai realitas objektif yang ditawarkan oleh fenomena globalisasi, industrialisasi membawa dua wajah, satu wajah menampakan pengaruh kemamkmuran bagi masyarakat dan wajah lainya menampakan pengaruh destruktif terhadap realitassosial apalagi mengenai sifat dasar manusia. Dalam perjalanan panjang sejarah Indonesia beserta segala dinamikanya, kecakapan serta kemampuan memfilterisasi harus menyeimbangi derasnya gelombang perubahan yang datang menerpa bangsa kita hari ini dan seterusnya. Think globally, but acting localy, mungkin merupakan istilah yang tepat untuk mewakili pemikiran ini, bahwa kita bisa saja berpikiran secara mendunia tetapi bertindaklah sebagai bangsa Indonesia sejati. Identitas kebangsaan itulah yang merupakan alat filterisasi kita untuk membendung arus perubahan globalisasi, dan alat tersebut merupakan Falsafah Dasar bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Intinya bahwa industrialisasi tidak bisa dihindari, tetapi dijalankan dengan tetap berbudaya Pancasila sebagai karakter asli bangsa Indonesia. Hendaknya industrialisasi di Indonesia bukanlah kapitalisme murni, akan tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai pengembangan  ;karakter, demokrasi, ketaqwaan, dan tepo sliro.
Presiden RI  telah menekankan visi pembangunan industri, sebagaimana diatur di dalam Perpres No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN), yang intinya  bermuara pada upaya “Menjadikan Indonesia  sebagai  Negara industry tangguh di dunia pada tahun 2025”. Visi tersebut selaras dengan tujuan pembangunan nasional yang tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 serta Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), utamanya dalam “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.
Dari dasar tersebut diatas dipandang perlu melaksanakan kajian-kajian guna mewujudkan keberlangsungan revolusi Industrialisasi di Indonesia tetap berpegang teguh pada nilai dasar budaya lokal dengan berpedoman azas Pancasila.

TEMA :
Industrialisasi Ala Budaya Indonesia

TUJUAN
Untuk mengetahui :
  • Adanya penguatan SDM pada Perguruan TInggi dalam industrialisasi yang berbudaya
  • Bagaimana penyelamatan reproduksi manusia pada industrialisasi yang berbudaya
  • Kaitan apa saja penyediaan kebutuhan manusia dan industrialisasi yang berbasis budaya Indonesia
  •  Pengelolaan yang seperti ada dalam era industrialisasi tentang limbah di Indonesia
  •  Bagaimana penguatan ekonomi pada industrialisasi berbudaya


NARA SUMBER

  1. Prof. Dr. Ir. Daniel Rosyid.
  2. Drs. Djoko Adi W., S.T.,M.M., DBA.
  3. Dr. Dra. Sukarjati,M.Kes.
  4. Dr. Fachrudy Asjari, S.Psi., M.M.
  5. Dr. Rhenny Ratnawati, S.T., M.T.


LPIK
UNIPA SURABAYA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jurnal Budaya Nusantara | NUSANTARA & KONTEMPORER (vol.1 no.1 Januari 2017)

Jurnal Budaya Nusantara NUSANTARA & KONTEMPORER (vol.1 no.1 Januari 2017) Jurnal dapat dipesan melalui: Lembaga Pemberdayaan Intelektual dan Kajian-kajian (LPIK) Universitas PGRI Adi Buana Surabaya Jl. Ngagel dadi III-B/37, Jawa Timur, Surabaya 60245 JURNAL BUDAYA NUSANTARA Vol. 1 No. 1 (Edisi Januri 2017) PENANGGUNG JAWAB  EDITORIAL: Prof.  Dr. Gempur Santoso, M. Kes REVIEWER/MITRA BESTARI : 1.       Prof. Dr. Primadi Tabrani (Institut Teknologi Bandung) 2.       Prof. Dr. Yakob Saemardjo ( Institut Seni Budaya Bandung) 3.       Prof. Dr. Kasidi . M.Hum ( Institut Seni Indonesia Yogyakarta) 4.       Prof. Dr. Soetarno ( Institut Seni Indonesia Surakarta) 5.       Prof. Dr. Iskandar Wiryokusumo, M.Sc (Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) 6.       Prof. Dr. Soni Darsono ,...

Aspek Keteladanan Pada Cerita Panji

Diskusi Interaktif Budaya Aspek Keteladanan Pada Cerita Panji  A.  LATAR  BELAKANG Sehubungan dengan adanya H ari Guru pada tanggal 25 Nopember 2017, Lembaga Pemberdayaan Ilmu dan Kajian, kembali menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan, yang untuk kali ini, merupakan pemberdayaan budaya. Pemberdayaan budaya ini yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara, yakni unit Pengkajian Budaya Nusantara, dengan tema kajian berupa diskusi, yakni Diskusi tentang Panji. Terdapat pembahasan, bahwa Panji seolah merupakan “Dongeng yang Disejarahkan” ketimbang “Sejarah yang Didongengkan”, karena memang bila dirunut ke belakang, citra ini memang tak lepas dari kemasan budaya tutur Panji. Panji sudah merupakan fenomena budaya, karena terbukti bahwa Tradisi Panji adalah tradisi budaya, dan tradisi budaya Panji secara berkelanjutan telah mengalami diversifikasi bentuk dan fungsi hingga lintas masa dan sekaligus lintas area (Dwi Cahyono, dalam buku (ed) Henry Nurcahyo, berjudu...

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN (Edisi Kedua)

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN (Edisi Kedua) Ditulis oleh :  Dra. Ngadiani, M.Kes Dra. Diah Karunia Binawati, M.Si Daftar isi: BAB I Struktur Sel Tumbuhan BAB II   JaringanTumbuhan BAB III  Anatomi Organ BAB I V   DaerahTransisiTumbuhan BAB V   ModifikasiAlat/Organ PadaTumbuhan dll Beberapa hambatan yang telah dialami penulis disaat menyampaikan materi kuliah struktur dan perkembangan tumbuhan II adalah kegagalan dalam transfer ilmu. Diperkirakan hambatan ini disebabkan oleh kebiasaan mahasiswa yang menerima transfer ilmu dosen apa adanya. Ini merupakan satu-satunya sumber ilmu yang diterima mahasiswa tanpa adanya inovasi dan pengayaan individu. Sementara dosen tidak mungkin memberikan seluruh materinya lewat tatap muka, sehingga apa yang mereka peroleh belum maksimal. Salah satu cara mengatasi hal tersebut diatas, maka dipandang perlu adanya buku referensi. Diharapkan dengan diterbitkan/tersusunnya buku ini para /pembaca ...